'
22 Jumadil Awwal 1445 H | Selasa, 5 Desember 2023
Jokowi Kritisi Komitmen Negara Maju Yang Ternyata Bebankan Negara Miskin Dalam Transisi Energi Melalui Utang
pemerintahan | Kamis, 16 November 2023 | 15:49:54 WIB
Editor : edison | Penulis : Nita Endang
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi kuliah umum di Stanford University, San Francisco, Amerika Serikat (AS). POTO SEKRETARIAT PRESIDEN

Jakarta, (Supernews)- Presiden Joko Widodo mengkritisi komitmen pendanaan transisi energi dari negara-negara maju kepada negara-negara berkembang. Hal itu diutarakannya saat memberikan kuliah umum di Stanford University, San Francisco, Amerika Serikat (AS), yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden.

Dia menegaskan, bantuan pendanaan untuk mengatasi perubahan iklim yang diberikan oleh negara-negara maju ke negara-negara berkembang atau negara miskin itu, sebenarnya hanya utang. Yang, bertujuan bisnis dan tidak benar-benar untuk tujuan konstruktif terkait urusan iklim. Layaknya orientasi bank-bank komersial, Jokowi menyebut bahwa pendanaan iklim semacam itu justru hanya akan menambah beban utang kepada negara-negara berkembang dan negara-negara miskin.

"Sampai saat ini yang namanya pendanaan iklim masih business as usual, masih seperti commercial banks," kata Jokowi sebagaimana dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, (16/11/2023).

"Padahal seharusnya lebih konstruktif, bukan dalam bentuk utang yang hanya akan menambah beban negara-negara miskin maupun negara-negara berkembang," ujarnya. 

Di tengah kondisi dunia yang saat ini tengah sakit akibat perubahan iklim, Jokowi menegaskan bahwa transisi energi adalah isu yang sangat mendesak. Namun pertanyaannya, apakah negara-negara di dunia memiliki komitmen untuk turut bertanggung jawab dan mengambil peran lebih.

Presiden berpendapat, negara-negara berkembang termasuk Indonesia sangat membutuhkan bantuan investasi besar dan transfer teknologi, dari negara maju untuk mewujudkan transisi energi.

"Kita butuh investasi besar serta transfer teknologi, dan kolaborasi ini lah yang jadi tantangan dan sering menyulitkan negara berkembang," kata Jokowi.

Dalam hal transisi energi, Jokowi menegaskan bahwa komitmen Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Dia mengatakan bahwa langkah transisi energi akan diupayakan oleh pemerintah Indonesia, guna menghasilkan energi yang terjangkau oleh masyarakat. 

"Untuk Indonesia, tak perlu ragu dan tak perlu dipertanyakan komitmen kami, Indonesia walk the talks, not talk the talks," ujarnya.**

Index
DKPP RI Putuskan Rehabilitasi Nama Baik Rahmat Bagja Terkait Dua Perkara
Jangan Bandel Ya! Bawaslu 'Pelototi' Penggunaan Dana Kampanye Pemilu 2024
Anggota Komisi II DPR Tolak Usulan Pemerintah Tentang RUU DKI Jakarta Yang Inginkan Gubernur Dipilih dan Ditunjuk Oleh Presiden
Berikut Daftar 7 Hakim Agung MA Yang Disetujui Dalam Paripurna DPR Hari ini
Bawaslu Inginkan Pemilih Pemula jadi Aktor Utama Pengawasan Pemilu 2024
Bahas Izin Mendirikan TPS, KPU Rakor Bersama PPLN Hong Kong dan Makau
KPU Pastikan Debat Capres-Cawapres 2024 Pertama dan Terakhir di Kantornya
TNI Integratif Bersinergi Dengan Kementan RI Dukung Ketahanan Pangan Wujudkan Swasembada Pangan
Kontroversi Pernyataan Politisi PSI Ade Armando Mengenai Politik Dinasti DIY
Jadwal Pengumuman Hasil Tes PPPK 2023 dan Tahapan Selanjutnya yang Wajib Diikuti
supernews
Jokowi Didesak Setop Main-main Perangkat Negara di Pemilu 2024 Dan Segera Mundur Dari Jabatan Presiden
Tolak Pemutihan 3,3Juta Hektar Kebun Sawit Dalam Kawasan Hutan, Pemerintah Jokowi Dituding Hanya Untungkan Pengusaha Nakal
Di Indonesia Ternyata Jumlah Pekerja China Lebih Mendominasi dan Tidak Sebanding Dengan Nilai Investasinya
Tak Kunjung Ditindak, Rp 1 Triliun Uang Hasil Kejahatan Lingkungan Disebut-sebut Masuk ke Partai Politik
Index
Duh, Gibran Kepleset Sebut Asam Folat Jadi Asam Sulfat
Duh, Gibran Kepleset Sebut Asam Folat Jadi Asam Sulfat
Selasa, 5 Desember 2023 | 11:16:00 WIB
Kejakgung Ingatkan Aparatur Desa Harus Netral dalam Pemilu 2024
Gibran Bagi-Bagi Susu di CFD Sudirman-Thamrin, Bawaslu Jakarta: Tidak Boleh!
Usai Dikunjungi Kaesang, Dokter Cantik Ragilda Rachma Optimis Sukses Melenggang ke Senayan
Kunjungi Kota Malang, Kaesang Ajak Influencer Sosialisasikan Prabowo-Gibran
Ogah Kebobolan Pelanggaran Pemilu 2024, Bawaslu 'Gercep' Bentuk Tim Pengawasan Kampanye
KPU Tekankan Lembaganya Tidak Pernah Merencanakan Hapus Debat Cawapres
KPU Akui Muncul Pembahasan Kehadiran Capres-Cawapres Dalam Debat Secara Bersamaan
Informasikan Polri-KPU, BSSN Serahkan Laporan Investigasi Forensik Digital DPT Pemilu
Komisi II DPR Tegaskan Honorer Bekerja Lima Tahun Harus Diangkat PPPK
pemerintahan
Jelang Masa Jabatannya Berakhir, Jokowi Minta Pembangunan di Daerah Selaras dengan Pusat
Pemerintah Berencana Beri Insentif Lebih Bagi Guru Yang Ditugaskan di Daerah Tertinggal
Masuki Masa Kampanye, Bawaslu Imbau Peserta Pemilu Lebih Kedepankan Visi-Misi
Prabowo dan Gibran Tidak Perlu Mengundurkan Diri Dari Jabatan Mereka, Ini Aturannya Sudah Dikeluarkan Jokowi
Image Show
Pesawat Latih TNI AU Jatuh di Gunung Bromo
Kamis, 16 November 2023 | 23:42:18 WIB
 
Kabaharkam Bahas Netralitas Polri
Kamis, 16 November 2023 | 00:40:53 WIB
Joko Widodo saat memberikan kuliah umum di Luar Negeri
Kamis, 16 November 2023 | 00:40:53 WIB
daerah
Likuifaksi Tanah Diduga Penyebab Banjir Bandang dan Lonsor Bebatuan Yang Terjadi di Humbahas
Sosialisasikan Ganjar-Mahfud di Malang, JAMAN Gelar Senam Sehat Yang Diikuti Ribuan Masyarakat
Gelar Kompetisi UMKM, Asandra Salsabila  Sediakan Modal Usaha Bagi Pemenang
Sekdaprov Riau, SF Hariyanto Tak Masuk dalam Rekomendasi Tokoh Masyarakat Riau
Politik
Kontroversi Pernyataan Politisi PSI Ade Armando Mengenai Politik Dinasti DIY
Kejakgung Ingatkan Aparatur Desa Harus Netral dalam Pemilu 2024
Usai Dikunjungi Kaesang, Dokter Cantik Ragilda Rachma Optimis Sukses Melenggang ke Senayan
Kunjungi Kota Malang, Kaesang Ajak Influencer Sosialisasikan Prabowo-Gibran

ekonomi
OJK Berlakukan Sanksi pada Perusahaan Asuransi
OJK Berlakukan Sanksi pada Perusahaan Asuransi
Senin, 4 Desember 2023 | 12:15:23 WIB
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, Menko Airlangga Setujui Pembentukan 3 KEK Baru
Resmi Berlaku Mulai Hari ini, Pembelian Rumah Hingga Harga Rp 5 Miliar PPN nya Ditanggung Pemerintah
Rencananya Tahun Depan Perusahaan BUMN Indonesia Mulai Produksi Baterai Mobil Listrik
Hukum
Jokowi Bantah Klaim Eks Ketua KPK: Tidak Pernah Minta Penghentian Kasus e-KTP Setya Novanto
Siap Jatuhi Sanksi Kepada Azlansyah, DKPP Tunggu Laporan Aduan Bawaslu
Terungkap Ternyata Jokowi Pernah Marah dan Teriak kepada Ketua KPK, Minta Kasus Korupsi E-KTP Dihentikan
Mahkamah Konstitusi Menolak Gugatan Ulang terkait Persyaratan Usia Capres-Cawapres
Nasional
DKPP RI Putuskan Rehabilitasi Nama Baik Rahmat Bagja Terkait Dua Perkara
Jangan Bandel Ya! Bawaslu 'Pelototi' Penggunaan Dana Kampanye Pemilu 2024
Berikut Daftar 7 Hakim Agung MA Yang Disetujui Dalam Paripurna DPR Hari ini
Bawaslu Inginkan Pemilih Pemula jadi Aktor Utama Pengawasan Pemilu 2024

internasional
Tolak Hamas Berkuasa di Gaza, Wakil Presiden Amerika Kritisi Banyaknya Warga Palestina Yang Tewas
Israel dan Hamas Perpanjang Gencatan Senjata
Israel dan Hamas Perpanjang Gencatan Senjata

Kamis, 30 November 2023 | 13:41:36 WIB
Desak PBB, UNICEF Tegaskan Jalur Gaza Adalah Tempat Paling Berbahaya di Dunia Bagi Anak-anak
Israel Akhirnya Setujui Gencatan Senjata di Gaza Usai Dimediasi Qatar
olahraga
Radja Nainggolan Resmi Gabung Bhayangkara FC: Perjalanan dari Serie A ke Liga 1
Piala Asia, Timnas U-23 Indonesia Berada Dalam Ancaman di Group 'Neraka'
Usai Kalah Dibantai Irak Dengan 5 Gol, Shin Tae-yong Pastikan Akan Ada Pembalasan
Delapan Perwakilan Indonesia di French Open 2023: Jadwal Lengkap Pertandingan

Popular

News Popular
Politik
Ekonomi
Hukum
Nasional
Super News
Daerah

Jokowi Kritisi Komitmen Negara Maju Yang Ternyata Bebankan Negara Miskin Dalam Transisi Energi Melalui Utang
pemerintahan | Kamis, 16 November 2023 | 15:49:54 WIB
Editor : edison | Penulis : Nita Endang
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi kuliah umum di Stanford University, San Francisco, Amerika Serikat (AS). POTO SEKRETARIAT PRESIDEN
Pilihan Redaksi

Jakarta, (Supernews)- Presiden Joko Widodo mengkritisi komitmen pendanaan transisi energi dari negara-negara maju kepada negara-negara berkembang. Hal itu diutarakannya saat memberikan kuliah umum di Stanford University, San Francisco, Amerika Serikat (AS), yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden.

Dia menegaskan, bantuan pendanaan untuk mengatasi perubahan iklim yang diberikan oleh negara-negara maju ke negara-negara berkembang atau negara miskin itu, sebenarnya hanya utang. Yang, bertujuan bisnis dan tidak benar-benar untuk tujuan konstruktif terkait urusan iklim. Layaknya orientasi bank-bank komersial, Jokowi menyebut bahwa pendanaan iklim semacam itu justru hanya akan menambah beban utang kepada negara-negara berkembang dan negara-negara miskin.

"Sampai saat ini yang namanya pendanaan iklim masih business as usual, masih seperti commercial banks," kata Jokowi sebagaimana dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, (16/11/2023).

"Padahal seharusnya lebih konstruktif, bukan dalam bentuk utang yang hanya akan menambah beban negara-negara miskin maupun negara-negara berkembang," ujarnya. 

Di tengah kondisi dunia yang saat ini tengah sakit akibat perubahan iklim, Jokowi menegaskan bahwa transisi energi adalah isu yang sangat mendesak. Namun pertanyaannya, apakah negara-negara di dunia memiliki komitmen untuk turut bertanggung jawab dan mengambil peran lebih.

Presiden berpendapat, negara-negara berkembang termasuk Indonesia sangat membutuhkan bantuan investasi besar dan transfer teknologi, dari negara maju untuk mewujudkan transisi energi.

"Kita butuh investasi besar serta transfer teknologi, dan kolaborasi ini lah yang jadi tantangan dan sering menyulitkan negara berkembang," kata Jokowi.

Dalam hal transisi energi, Jokowi menegaskan bahwa komitmen Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Dia mengatakan bahwa langkah transisi energi akan diupayakan oleh pemerintah Indonesia, guna menghasilkan energi yang terjangkau oleh masyarakat. 

"Untuk Indonesia, tak perlu ragu dan tak perlu dipertanyakan komitmen kami, Indonesia walk the talks, not talk the talks," ujarnya.**


Artikel Terbaru
Selasa, 5 Desember 2023 | 11:16:00 WIB